Wabi Sabi: Kesempurnaan dalam Ketidaksempurnaan

[et_pb_section fb_built=”1″ admin_label=”section” _builder_version=”3.22″ custom_padding=”79px|||||”][et_pb_row admin_label=”row” _builder_version=”3.25″ background_size=”initial” background_position=”top_left” background_repeat=”repeat” custom_padding=”2px|||||”][et_pb_column type=”4_4″ _builder_version=”3.25″ custom_padding=”|||” custom_padding__hover=”|||”][et_pb_text admin_label=”Text” _builder_version=”3.27.4″ background_size=”initial” background_position=”top_left” background_repeat=”repeat”]

Hai, Aquimate!
Long time no see~

Admin sudah lama, nih, tidak menyapa Aquimate. Semoga pembaca blog Aquiva selalu diberkahi kehidupan yang bahagia di mana pun berada.

Pada kesempatan ini, Admin ingin membagikan hal yang agak berbeda, nih. Admin akan membahas tentang wabi sabi. Hmm… wabi sabi itu apa, sih?

Ada satu buku yang Admin baca untuk memahami definisi wabi sabi. Bukunya menarik sekali karena hal-hal yang termuat di dalamnya seperti catatan perjalanan. Buku itu berjudul Wabi Sabi: Japanese Wisdom for A Perfectly Imperfect Life (2018) yang ditulis oleh Beth Kempton.

Ada banyak hal dalam buku ini yang membuat Admin menyadari bahwa perspektif akan memengaruhi banyak hal dalam hidup. Di artikel ini juga akan termuat beberapa quotes yang cukup membuat Admin diam sebentar dan berpikir saat membaca. Salah satunya kutipan yang satu ini.

Beauty can be found in the most unlikely of places, making every day a doorway to delight.

 

Kutipan itu artinya kurang lebih, “keindahan dapat ditemukan di tempat-tempat yang paling tidak terduga, menjadikan setiap hari sebagai pintu menuju kesenangan.”

Dengan substansi yang lumayan bikin “merenung” ini, Admin juga merekomendasikan buku ini untuk Aquimate yang sedang merasa kurang beruntung atau terombang-ambing saat ini.

Kembali lagi ke wabi sabi. Wabi sabi terdiri dari dua kata dalam bahasa Jepang, yaitu wabi dan sabi. Wabi adalah tentang menemukan keindahan dalam kesederhanaan, juga tentang menemukan ketenangan dan kestabilan spiritual. Wabi lebih seperti berfokus pada hal non-material. Sementara itu, sabi adalah tentang menerima berlalunya waktu, tentang bagaimana segala sesuatu akan tumbuh, menua, dan berubah secara visual.

Dari kedua hal tersebut, ada faktor penting tentang perspektif, yaitu bahwa yang penting adalah bagaimana seseorang melihat sesuatu. Jadi, Aquimate apakah sudah ada gambaran soal wabi sabi?

The fact is, there is no universal definition of wabi sabi in the Japanese language. Any attempt to express it will only ever be from the perspective of the person explaining it.

Wabi sabi pada dasarnya mengacu pada estetika dari perasaan dan alam. Sebuah pandangan dunia yang mengacu pada pengalaman hidup setiap manusia. Hidup yang apa adanya dan penuh penghayatan.

Wabi sabi is an intuitive response to beauty that reflects the true nature of life. Wabi sabi is an acceptance and appreciation of the impermanent, imperfect and incomplete nature of everything. Wabi sabi is a recognition of the gifts of simple, slow and natural living.

Wah, sepertinya wabi sabi tidak akan bisa dibahas dalam satu artikel pendek, ya? Admin saja merasa itu masih permukaan dan menyisakan banyak rumpang tentang definisi wabi sabi. Tapi, untuk pendahuluan, Admin akan berhenti di sini dulu.

Aquimate bisa menganggap artikel ini sebagai introduksi awal dari wabi sabi. Admin akan segera kembali!

Oiya, jangan lupa membaca artikel soal interior yang soal wall decor Aquiva Gallery yang beraliran wabi sabi di tautan ini yaa~

[/et_pb_text][/et_pb_column][/et_pb_row][/et_pb_section]
× Any inquiry? Please click here